Tata Cara Umroh Lengkap Sesuai Sunnah

Tata Cara Umroh Lengkap Sesuai Sunnah

Tata Cara Ibadah Umroh Lengkap Sesuai Sunnah


Tata cara pelaksanaan ibadah umroh hampir memiliki kesamaan dengan tata cara ibadah haji. Yang membedakannya adalah, dalam tata cara ibadah umroh ini para jamaah tidak perlu melakukan wukuf dan bermalam di Mina sebgaiamana dalam ibadah haji.

Adapun tata cara umroh sesuai sunnah tuntunan baginda Nabi Muhammad SAW adalah urutannya sebagai berikut:

Tata Cara Umroh Pertama:
Jika seseorang hendak melaksanakan umroh, dianjurkan baginya untuk mempersiapkan diri terlebih dahulu sebelum berihram dengan mandi seperti seseorang yang akan mandi junub, kemudia memakai wewangian yang terbaik jikalau ada kemudian memakai pakaian ihram.

Tata Cara Umroh Kedua:
Pakaian ihram bagi kaum laki-laki adalah berupa dua lembar kain ihram, yang itu adalah berfungsi sebagai sarung dan penutup pundak. Adapun bagi kaum wanita, dia haruslah memakai pakaian yang telah disyari’atkan oleh agama yakni pakaian yang menutupi seluruh tubuhnya. Akan tetapi, disini tidak dibenarkan memakai cadar/niqab (penutup wajah) juga tidak dibolehkan untuk memakai sarung tangan.

Tata Cara Umroh Ketiga:
Berihram dari miqat yang telah ditentukan, kemudian membaca niat dengan mengucapkan:
لَبَّيْكَ عُمْرَةً
“labbaik ‘umroh”
(aku memenuhi panggilan-Mu untuk menunaikan ibadah umroh).

Tata Cara Umroh Keempat:
Jika seseorang khawatir dia tidak dapat menyelesaikan umrohnya secara sempuran karena sakit atau ada halangan lainnya, maka dia diperbolehkan untuk mengucapkan persyaratan setelah mengucapkan kalimat talbiah diatas dengan mengatakan,
اللَّهُمَّ مَحِلِّي حَيْثُ حَبَسْتَنِي
“Allahumma mahilli haitsu habastani”
(Ya Allah, tempat tahallul di mana saja Engkau menahanku).

Setelah seseorang dengan mengucapkan persyaratan ini —baik itu dalam umroh maupun ketika ibadah haji–, jika seandainya seseorang terhalang untuk menyempurnakan manasiknya, maka dia dibolehkan untuk langsung bertahallalul dan tidak wajib baginya membayar dam yakni (menyembelih seekor kambing).

Tata Cara Umroh Kelima:
Tidak adanya shalat khusus untuk berihram, akan tetapi jika waktunya bertepatan dengan waktu shalat fardlu yang 5 waktu, maka shalatlah terlebih dahulu lalu kemudian berihram setelah shalat fardlu.

Tata Cara Umroh Keenam:
Setelah mengucapkan kalimat “talbiyah umroh” (pada poin ketiga tadi), kemudian dilanjutkan dengan membaca memperbanyak kalimat talbyiah seperti berikut ini, sambil mengeraskan suara bagi laki-laki dan pelan pelan bagi perempuan hingga nanti tiba di Makkah:

لَبَّيْكَ اللَّهُمَّ لَبَّيْكَ ، لَبَّيْكَ لَا شَرِيكَ لَك لَبَّيْكَ ، إنَّ الْحَمْدَ وَالنِّعْمَةَ لَك وَالْمُلْكَ لَا شَرِيكَ لَك
“Labbaik Allahumma labbaik. Labbaik laa syariika laka labbaik. Innalhamda wan ni’mata, laka wal mulk, laa syariika lak”.
(Aku menjawab panggilan-Mu ya Allah, aku menjawab panggilan-Mu, aku menjawab panggilan-Mu, tiada sekutu bagi-Mu,  aku menjawab panggilan-Mu. Sesungguhnya segala pujian, kenikmatan dan kekuasaan hanya milik-Mu, tiada sekutu bagi-Mu).

Tata Cara Umroh Ketujuh:
Jika keadaan mendukung, baik kondisi maupun situasinya memungkinkan, seseorang dianjurkan untuk mandi terlebih dahulu sebelum memasuki kota Makkah.

Tata Cara Umroh Kedelapan:
Ketika akan Masuk Masjidil Haram hendaklah dengan mendahulukan kaki kanan sembari membaca doa masuk mesjid:
اللَّهُمَّ افْتَحْ لِى أَبْوَابَ رَحْمَتِكَ.
“Allahummaf-tahlii abwaaba rohmatik”
(Ya Allah, bukakanlah untukku pintu-pintu rahmat-Mu).

Tata Cara Umroh Kesembilan:
Jamaah menuju ke Hajar Aswad, lalu kemudian dia menghadapnya sambil membaca kalimat “Allahu akbar” atau “Bismillah Allahu akbar” lalu jika memungkinkan mengusapnya dengan tangan kanan lalu menciumnya. Jika situasi dan kondisi tidak memungkinkan untuk menciumnya hajar aswad, maka cukup dengan mengusapnya saja, lalu mencium tangan yang telah mengusap hajar Aswad tadi. Jika lagi itu tidak memungkinkan untuk mengusapnya juga, maka cukup hanya dengan memberi isyarat kepadanya dengan tangan, namun tidak harus mencium tangan yang memberi isyarat hanya lambaian tangan saja dari jauh. Ini dilakukan oleh jamaah pada setiap kali putaran thawaf.

Tata Cara Umroh Kesepuluh:
Kemudian para jamaah memulai thawaf umroh sebanyak 7 putaran, dimulai dari garis lurus Hajar Aswad dan berakhir di Hajar Aswad pula tempat tadi dimulainya thawaf. Dan disunnahkan untuk berlari-lari kecil pada 3 putaran pertama dan cukup berjalan biasa pada 4 putaran terakhir thawaf.

Tata Cara Umrah Kesebelas:
Seseorang disunnahkan pula untuk mengusap Rukun Yamani pada setiap putaran thawaf itu. Namun, tidak dianjurkan untuk mencium rukun Yamani. Apabila ini situasi dan kondisi tidak memungkinkan untuk mengusapnya, maka tidak usah memberi isyarat dengan tangan.

Tata Cara Umrah Keduabelas:
Ketika jamaah berada di antara Rukun Yamani dan Hajar Aswad, dia disunnahkan untuk membaca,
رَبَّنَا آَتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآَخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ
“Robbana aatina fid dunya hasanah, wa fil aakhiroti hasanah wa qina ‘adzaban naar”
(Ya Rabb kami, karuniakanlah pada kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat serta selamatkanlah kami dari siksa neraka). (QS. Al Baqarah: 201)

Tata Cara Umrah Ketigabelas:
Tidak ada bacaan bacaan atau dzikir tertentu pada waktu thowaf, selain yang disebutkan pada poin keduabelas. Dan seseorang yang sedang thawaf boleh membaca ayat atau surat Al Qur’an atau do’a do'a, dzikir yang ia suka dan hafal.

Tata Cara Umrah Keempatbelas:
Setelah rangkaian thawaf selesai, kemudian menutup kedua pundaknya, lalu menuju ke maqam Ibrahim seraya membaca,
وَاتَّخِذُوا مِنْ مَقَامِ إِبْرَاهِيمَ مُصَلًّى
“Wattakhodzu mim maqoomi ibroohiima musholla”
(Dan jadikanlah sebahagian maqam Ibrahim tempat shalat) (QS. Al Baqarah: 125).

Tata Cara Umrah Kelimabelas:
Shalat sunnah thawaf sebanyak dua raka’at di belakang Maqam Ibrahim, pada rakaat ke 1 setelah membaca surat Al-Fatihah, lalu membaca surat Al Kaafirun dan pada raka’at ke 2 setelah membaca Al-Fatihah, membaca surat Al-Ikhlas.

Tata Cara Umrah Keenambelas:
Setelah usai shalat, disunnahkan meminum air zam-zam dan menyirami atau mengusap kepala dengan air zam zam tersebut.

Tata Cara Umrah Ketujuhbelas:
Kembali lagi ke Hajar Aswad, lalu bertakbir, lalu kemudian mengusap dan menciumnya jika hal tersebut memungkinkan untuk dilakukan atau cukup dengan mengusapnya atau hanya memberi isyarat kepadanya dengan tangan dari kejauhan, kemudian dilanjutkan dengan sa'i.

Tata Cara Umrah Kedelapanbelas:
Kemudian sai umroh, jamaah menuju ke Bukit Shafa untuk melaksanakan sa’i umroh dan jika jamaah telah mendekati bukit Shafa, dia membaca,
إِنَّ الصَّفَا وَالْمَرْوَةَ مِنْ شَعَائِرِ اللَّهِ
“Innash shafaa wal marwata min sya’airillah”
(Sesungguhnya Shafa dan Marwah adalah sebagian dari syiar Allah) (QS. Al Baqarah: 158).

Lalu mengucapkan,
نَبْدَأُ بِمَا بَدَأَ اللَّهُ بِهِ
“Nabda-u bimaa bada-allah bih”.

Tata Cara Umrah Kesembilanbelas:
Jamaah Menaiki bukit Shafa, lalu kemudian ia menghadap ke arah Ka’bah hingga sampai melihatnya jika situasi dan kondisi memungkinkan, kemudian membaca:
xاللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ  (3

لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيكَ لَهُ لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ يُحْيِى وَيُمِيتُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَىْءٍ قَدِيرٌ

لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَحْدَهُ أَنْجَزَ وَعْدَهُ وَنَصَرَ عَبْدَهُ وَهَزَمَ الأَحْزَابَ وَحْدَهُ
“Allah Mahabesar, Allah Mahabesar, Allah Mahabesar. (3x)
Tiada sesembahan yang berhak disembah kecuali hanya Allah semata, tidak ada sekutu bagi-Nya. Milik-Nya lah segala kerajaan dan segala pujian untuk-Nya. Dia yang menghidupkan dan yang mematikan. Dia Mahakuasa atas segala sesuatu.
Tiada sesembahan yang berhak disembah kecuali hanya Allah semata. Dialah yang telah melaksanakan janji-Nya, menolong hamba-Nya dan mengalahkan tentara sekutu dengan sendirian.”

Tata Cara Umrah Keduapuluh:
Bacaan diatas ini diulang ulang sebanyak tiga kali dan berdo'a di antara pengulangan-pengulangan itu dengan do’a apa saja yang dikehendaki.

Tata Cara Umrah Keduapuluhsatu:
Lalu kemudian para jamaah turun dari bukit Shafa dan berjalan menuju ke Marwah.

Tata Cara Umrah Keduapuluhdua:
Disunnahkan bagi kaum laki laki berlari-lari kecil dengan cepat dan bersungguh-sungguh di antara dua tanda lampu hijau yang beada di Mas’a (tempat sa’i) khusus bagi laki-laki yang mampu untuk melakukannya, lalu kemdian berjalan biasa menuju ke Marwah dan menaikinya.

Tata Cara Umrah Keduapuluhtiga:
Sesampainya di Marwah, lakukanlah apa-apa sebagaiamna yang tadi dilakukan di Shafa, yakni menghadap kabah kiblat, mengucapkan bertakbir, membaca dzikir seprti pada pada poin 19 dan berdo’a dengan do’a do'a apa saja yang dikehendaki, perjalanan dari Shafa ke Marwah dihitung satu kali putaran.

Tata Cara Umrah Keduapuluhempat:
Kemudian turunlah menuju ke Shofa dengan berjalan di tempat yang telah ditentukan untuk berjalan dan berlari bagi laki-laki di tempat yang ditentukan untuk berlari, lalu naik ke Shofa dan lakukan seperti tadi semula, dengan demikian maka itu terhitung menjadi dua putaran.

Tata Cara Umrah Keduapuluhlima:
Lakukanlah hal seperti ini sampai tujuh kali dengan berakhir di Marwah.

Tata Cara Umroh Keduapuluhenam:
Ketika melakukan sa’i, tidak ada bacaan-bacaan atau dzikir-dzikir tertentu, maka boleh berdzikir, berdo’a, atau membaca bacaan-bacaan Al-Quran yang dikehendaki.

Tata Cara Umroh Keduapuluhtujuh:
Jika halnya membaca do’a seperti dibawah ini:
اللَّهُمَّ اغْفِرْ وَارْحَمْ وَأَنْتَ الأَعَزُّ الأَكْرَمُ
“Allahummaghfirlii warham wa antal a’azzul akrom”
(Ya Rabbku, ampuni dan rahmatilah aku. Sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Perkasa dan Maha Pemurah).
Tidak mengapa membaca kalimat diatas, karena ini telah diriwayatkan dari ‘Abdullah bin Mas’ud dan ‘Abdullah bin ‘Umar radhiyallahu ‘anhuma bahwasanya mereka membaca doa tersebut ketika melakukan sa’i.

Tata Cara Umroh Keduapuluhdelapan:
Setelah usai sa’i, maka bertahallul dengan memendekkan seluruh rambut atau mencukur gundul semuanya, dan yang mencukur sampai gundul itulah yang lebih utama (afdhal). Adapun bagi kaum wanita, cukuplah dengan memotong rambutnya, kira kira sepanjang satu ruas jari.

Tata Cara Umroh Keduapuluhsembilan:
Setelah bertahallul memotong atau mencukur rambut, maka berakhirlah sudah rangkaian ibadah umroh dan Anda telah diperbolehkan untuk mengerjakan segala hal-hal yang tadinya dilarang ketika dalam keadaan ihram.

Kesimpulan dari rangkaian tata cara umroh


Berikut ini adalah ringkasan pelaksanaan umroh sesuai sunnah:

Pendahuluan: Mandi
  • Niat
  • Thawaf
  • Sa'i
  • Tahallul
  • Tertib
Demikianlah para jamaah yang dimuliakan Allah artikel mengenai tuntunan pelaksanaan ibadah umroh sesuai sunnah seperti yang diajarkan oleh Nabi kita, Baginda Nabi Muhammad SAW. Semoga tulisan ini bermanfaat dan semoga Anda semua yang melaksanakan umroh mendapatkan umroh yang mabruur. Aamiin Yaa Rabbal 'Aalamiin.

Tata Cara Ibadah Umroh Sesuai Sunnah

0 Komentar untuk "Tata Cara Umroh Lengkap Sesuai Sunnah"

Back To Top